Masih ingat dengan mainan yang satu ini kan? Jauh sebelum ada gadget dengan segala macam fitur pendukungnya, mainan ini seakan menjadi mainan "wajib" bagi anak sekolahan jaman dulu. Gak peduli mau SD, SMP atau pun SMA pasti pernah mainin yang kayak ginian.
sumber: pixabay.com |
Ketika masih duduk dibangku SD mungkin mainan ini hanya "diterbangkan" saat jam istirahat di halaman sekolah. Pesawat kertas lebih sering berfungsi sebagai hiburan yang murah meriah tanpa harus mengeluarkan receh dari kantong.
Beranjak SMP pesawat kertas dibuat bukan hanya untuk hiburan semata, ia mengalami penambahan fungsi menjadi alat untuk membuat keisengan terhadap teman. Bahkan tak jarang juga buat "pedekate" terhadap si doi. Ah, disini memang masa SMP adalah masa dimana seseorang menemukan teman bukan hanya dari desa, kampung atau lingkungannya saja. Dari sini tentu mulai didapati banyak karakter yang beraneka ragam sehingga sedikit banyak berpengaruh terhadap penggunaan sebuah pesawat kertas.
Masa-masa SMA adalah masa dimulainya pencarian jati diri seseorang. Ia mulai berusaha mencoba menunjukkan siapa sih dirinya. Maka tidak heran jika masa-masa ini adalah masa yang penuh dengan manusia-manusia pencari perhatian. Ada yang berusaha dapetin perhatian dari si doi, ada yang ingin diakui dalam pergaulan teman sekelas, seangkatan, sesekolahan, dan ada pula yang ingin jadi ter-blablabla. Hal ini pula yang menjadikan pesawat dari kertas makin beraneka ragam kegunaannya.
sumber: pixabay.com |
Seperti gambar di atas pesawat kertas digunakan para siswa untuk menunjukkan eksistensi mereka dihadapan para guru, meskipun pada akhirnya mereka pasti dihukum guru karena menerbangkan kertas-kertas dalam jumlah yang tidak sedikit. Ada sebuah kenikmatan tersendiri ketika kertas-kertas itu diterbangkan dalam jumlah banyak dan dilakukan secara bebarengan bersama teman sekelas.
Yah, itulah akhir dari perjalanan kertas-kertas yang diterbangkan oleh hati-hati yang merdeka. Selepas SMA tak ada lagi kenikmatan penerbangan pesawat kertas. Setumpuk deadline kerja, tugas kuliah, de el el sudah sangat menyita waktu. Kini di zaman yang serba canggih rasanya sudah semakin jarang melihat kertas-kertas beterbangan di halaman sekolah. Selepas istirahat memanfaatkan wi-fi gratisan sekolah, murid-murid sibuk dengan update status, stalking mantan, jepret sana-sini, maen game online, de el el.
Ada banyak hal yang didapat dari penerbangan kertas-kertas ini mulai dari melatih ketrampilan tangan, perhitungan lipatan kertas, sampai rasa kebersamaan dan kekompakan. Secara tidak sadar ada perwujudan manusia sebagai makhluk sosial disini, dimana kita bisa saling berinteraksi lewat sebuah pesawat kertas. Sekarang, mau dibawa kemana pesawat kertas ini? Masihkah ia bertahan di tengah gempuran permainan modern yang semakin canggih dan merakyat?