Kata Sambutan
Segala  puji bagi Allah seru sekalian alam. Sholawat dan salam semoga tercurah  kepada utusan yang paling utama yaitu junjungan kita Nabi Muhammad,  keluarga, dan para sahabatnya.
Amma ba’du : Sesungguhnya di  antara nikmat Allah ta’ala atas hambaNya adalah terlihatnya buah upaya  dan hasil usaha kerasnya. Tidak diragukan lagi bahwa paling agungnya  buah hasil dan pohon yang paling bermanfaat adalah anak-anak kami yang  telah kami bina, didik, dan ajar. Setelah itu mereka keluar ke medan  pergumulan hidup untuk melaksanakan risalah dan menyampaikan amanat.  Mereka menasehati diri mereka sendiri dan umatnya. Dan telah datang dari  mereka orang-orang yang baik dan negara yang baik dengan keluar  tumbuhannya dengan ijin Tuhannya. Dan sesungguhnya anak sholeh yaitu Al  Ustadz Muhammad Ihya’ Ulumiddin termasuk hasil buah ini yang kami  banggakan. Beliau tinggal bersama kami selama empat tahun sebagai murid  yang gigih dalam berkhidmad sampai pulang ke negaranya. Kemudian  hubungan ini tidak putus manakala beliau gigih dalam berkhidmah selama  saya tinggal di jawa. Dan kini beliau mempersembahkan karya perdanananya  “komentar atas kitab Aqidatul Awam” dalam rangka membela Aqidah Islam.
Semoga Allah menjadikan beliau orang yang bermanfaat, pemberi petunjuk, dan orang yang ikhlas. Alhamdulillahi Robil Alamin.
24 Muharram 1402 H
Muhammad Alawi Al Maliky
Pelayan Ilmu yang Agung di Tanah Haram
Kata Pengantar
Segala  puji bagi Allah yang memberikan petunjuk pada kita dan kita tidak akan  memperoleh petunjuk jika saja Allah tidak memberikan petunjuk pada kita.  Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi  bahwa nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Semoga sholawat dan  salam dan berkah engkau tujukan kepada junjungan kita Nabi kita Ibrahim  beserta keluarga di semesta alam ini, sesungguhnya Engkau adalah Dzat  Maha Terpuji lagi Maha Perkasa.
Amma Ba’du : Kitab ini adalah syarah  (komentar) ringkas atas kitab “Aqidatul Awam” karya Syaikh AllauDza’i Al  Allamah As Syayyid Ahmad Al Marzuqi Al Maliki, semoga Allah meberikan  rahmat kepadanya.
Saya mengumpulkannya ketika mencari ilmu (belajar)  di Tanah Haram Makkah Al Mukarommah pada Murobbi ruh kami Al Walid As  Syaikh Al Allamah Al Muhaddits Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki, semoga  Allah memberikan manfaat pada kami melalui beliau dan ilmunya. Saya  mengumpulkan atas perintah beliau walaupun saya bukan ahli dalam bidang  ini. Saya mengambilkan intisari dari berbagai kitab yang pernah beliau  ajarkan. Oleh sebab itu kitab tersebut bukan karya saya , saya sekedar  mengumpulkannya setelah melalui proses pemeriksaan (penelitian) dengan  memperhatikan (menyebutkan) dalil – dari Al Qur’an dan Hadits.
Harapan  saya pembaca senantiasa membantu mentashih kesalahan dalam  menjelaskannya. Jika dalam penjelasan itu terdapat suatu kebenaran maka  hal itu datangnya dari Allah dan jika terdapat kesalahan maka hal itu  dari keterbatasan saya. Semoga Alloh membukakan pada diri saya pintu  pengampunan dan semoga Alloh membalasnya dengan seutama-utamanya  balasan.
Dan saya menutup perkataan sebagaimana yang dikatakan oleh Al Allamah Azaarqoni :
(فافتح له باب اعتذارفسد * معنى واًو ل مو هما اِذا ورد)
“  Bukalah pintu pengampunan baginya jika terjadi kesalahan, maknanya dan  takwilkanlah sesuatu yang tidak jelas juka ada keterangannya”
Saya menamakan kitab ini (جلاءالاًفهام بشرح عقدة العوام)
Kami  mohon pada Alloh semoga amal ini bermanfaat bagi kami, dan  menjadikannya amal yang diterima di sisiNya sebagai amal yang ikhlas.  Dan semoga Alloh senantiasa memberi petunjuk pada kami untuk berkhidmah  atas kebenaran memberi kita petunjuk, dan jalan yang benar, dan jalan  yang lurus, dan cukuplah Alloh sebagai wakil, tiada daya dan kekuatan  selain dari Alloh yang Maha Agung dan akhir do’a kami “Segala puji bagi  Alloh, seru sekalian alam”
LATAR BELAKANG PENULISAN
Suatu  ketika pengarang nadhom (semoga Alloh memberikan rahmat kepadanya)  bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Sedang sahabat r.a duduk  mengelilingi. Kemudian Beliau berkata pada pengarang nadhom : Bacalah  Mandhumah (susunan bait Syair) tauhid, barang siapa hafal mandhumah itu  akan masuk surga dan akan memperoleh kebaikan yang sesuai dengan Al  Qur’an dan As Sunnah”. Pengarang bertanya : “Apa Mandhumah itu ya  Rosululloh?”, para sahabat berkata : “dengarkan apa yang dikatakan oleh  Rosululloh SAW”. Rosululloh berkata : “Ucapkanlah : saya memulai dengan  nama Alloh dan nama Dzat Maha Pengasih”. Kemudian beliau membaca ; “saya  memulai dengan nama Alloh dan nama Dzat yang Maha Pengasih” hingga bait  : “kitab nabi Khalil (Nabi Ibrahim) dan Al Kalim (Nabi Musa). Dalam  kitab suci mereka terdapat kalam Dzat yang Maha Bijaksana lagi  mengetahui”.
Dan Rosululloh SAW mendengarkannya. Ketika bangun,  beliau membaca apa yang beliau lihat dalam mimpinya dalam keadaan hafal  dari awal hingga akhir bait. Kemudian beliau melihat Rosululloh kedua  kalinya yaitu waktu menjelang subuh (sahur). Waktu itu Rosululloh SAW  mengatakan : “bacalah apa yang engkau kumpulkan dalam hatimu”. Kemudian  pengarang membacanya dari awal hingga akhir bait. Waktu itu dia sedang  duduk di depan Rosululloh SAW dan para sahabat R.A. duduk mengelilingi  mengucapkan: “Amin” setiap bait dari mandzumah ini dibacakan. Ketika  beliau selesai membacanya, Rosululloh SAW berkata : “semoga Alloh  memberikan petunjuk padamu terhadap apa yang dia ridhoi dan menerima itu  semua, dan memberkatimu dan orang-orang mukmin, serta bermanfaat pada  semua hamba, Amin”.
Ketika pengarang nadhom ditanya mengenai nadhom  itu setelah diteliti oleh ulama’, dia menjawab pertanyaan mereka dan  menambahkan isi nadhom itu, mulai dari perkataannya:
“Dan setiap apa yang disampaikan oleh Rosul maka konsekwensinya adalah pasrah dan menerima” hingga akhir bait dalam kitab.
Kabar cerita ini disampaikan sendiri oleh sang pengarang. Kami hanya menukil teks aslinya sementara akurasi transmisi perowi. 
MUQODDIMAH
Pengarang nadhom rohimahulloh berkata :
(ابداًباسم الله ورحمن * وبالرحيم داًئم الاٍ حسان)
“saya  memulai dengan nama Alloh, Dzat yang maha pengasih, dan Maha Penyayang  yang senatiasa memberikan kenikmatan tiada putusnya”.
Kosakata :
Arti الله adalah nama Dzat yang wajib ada, lagi wajib disembah.
Arti  الرحمن adalah Dzat pemberi nikmat dengan seagung-agungnya nikmat,  pokok-pokok nikmat seperti iman, kesehatan, rizqi, pendengaran, dsb.
Arti  الرحيم adalah Dzat pemberi nikmat-nikmat yang bentuknya lembut (cabang)  seperti bertambahnya iman, kesempurnaan nikmat, pendengaran,  penglihatan dsb.
Arti داًئم الاٍ حسان adalah yang senantiasa memberikan kenikmatan yang tiada putusnya.
Penjelasan
Saya  memulai mengarang mandhumah “Aqidatul Awam” ini dengan Basmalah seraya  meminta pertolongan pada Alloh azza Wajalla yang luas Rahmatnya pada  segala sesuatu, pemberian dan kenikmatanNya yang berlangsung tanpa ada  putus dan bergeser.
Pertama : karena mengikuti aturan Al Qur’an yang Aziz secara urutannya bukan turunnya Al Qur’an.
Kedua  : karena mengamalkan hadits Rosululloh SAW, “setiap perkara yang  mempunyai kepentingan yang tidak diawali di dalamnya dengan Basmalah  maka ia terputus” (1) maksudnya kurang dan sedikit kebaikan dan  barokahnya.
(1) Hadist riwayat Al Khatib dari Abu Hurrairah RA secara marfu’
Ketiga  : karena mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW, karena Beliau ketika  membuka kitab dan surat-suratnya diawali dengan basmalah. Sebagaimana  keterangan yang ada dalam tulisan (surat) Rosululloh SAW kepada Hiraklus  dan yang lainnya.
Pengarang Nadhom berkata :
(فالحمد الله القديم الاًول * الاخر الباقي بلا تحول)
“Maka segala puji bagi Alloh Yang Maha Dahulu, Yang Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Tetap tanpa ada perubahan”
Kosakata :
Arti  الحمد menurut bahasa adalah pujian dengan lisan atas segala sesuatu  yang tidak secara ikhtiar disertai rasa penghormatan baik nikmat itu  diterima atau tidak, menurut syara’ adalah perbuatan yang tumbuh  (keluar) dari penghormatan Sang Pemberi nikmat disebabkan bahwa Dia  adalah pemberi nikmat walaupun tanpa ada orang yang memuji, baik  perbuatan itu berupa dzikir dengan lisan, cinta dalam hati atau  dilakukan dengan perbuatan.
Arti القديم adalah : Alloh yang mewujudkan tanpa diawali dan wujudnya terus berlangsung.
Arti الاًول adalah : sebelum adanya segala sesuatu tanpa ada permulaannuya.
Arti الاخر adalah : setelah adanya sesuatu tanpa ada akhirannya.
Arti الباقي adalah kekal yang terus berlangsung
Arti بلا تحول adalah : tanpa ada perubahan dan ini adalah bpenjelasan sifat Al Baqi.
Penjelasan
Dan  saya juga memulai mengarang Mandzumah ini dengan menambahkan hamdalah,  maksdunya adalah dengan memuji dengan lisan pada Alloh yang Qodim, Al  Awwal, Al Akhir, Al Baqi disertai penghormatan padaNya dan meyakini  bahwa setiap pujian itu tetap padaNya.
Alasan pertama : karena  mengamalkan sabda Rosululloh SAW, “Setiap perkara yang mempunyai  kepentingan yang tidak diawali didalamnya dengan hamdalah maka ia  terputus” (1)
Alasan kedua : karena melaksanakan hak sesuatu yang wajib disyukuri nikmat-nikmatnya termasuk dikarangnya mandzumah ini.
Pengarang nadhom rohimahullohu berkata :
(ثم الصلاة و السلام سر مدا * على النبي خير من قد وحد)
(واله وصحبه و من تبع * سيل دين الحق غير مبتد ع)
“Kemudian, semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan pada Nabi sebaik-baiknya orang yang mengEsakan Alloh”
“Dan  keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jalan agama  secara benar bukan orang-orang yang berbuat bid’ah”.
Kosakata
Kata  الصلاة : menurut bahasa adalah berdo’a untuk kebaikan, jika kata الصلاة  disandarkan pada Alloh Ta’ala, maka mempunyai arti penambahan nikmat  yang disertai dengan pengagungan dan penghormatan. Ada riwayat dari ibnu  Abbas R.A. bahwasannya : الصلاة dari Alloh berarti Rohmat, dan dari  hamba berarti do’a dan dari malaikat berarti meminta ampun.
Kata السلام : berarti penghormatan yang layak pada nabi Muhammad SAW.
(1) Hadits riwayat Abu dawud dan lainnya, dan dianggap hasan oleh Ibnu Sholah
- Kata سر مدا : berarti senantiasa kekal
Kataالنبي: berarti secara mutlak adalah seorang yang ditanggung (dijamin) dialah adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Arti Nabi itu sendiri mempunyai dua definisi yaitu :
Dia  adalah seorang manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa  syari’at, baik dia diperintahkan menyampaikan wahyu atau tidak, jika dia  diperintahkan maka dia juga disebut seorang Rosul, maka Nabi itu lebih  umum dari pada Rosul.
Dia adalah manusia, laki-laki, merdeka, diberi  wahyu berupa syari’at supaya diamalkan untuk dirinya sendiri sedangkan  Rosul adalah manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at  supaya disampaikan pada orang lain dan tidak ada seorang nabi atau Rosul  kecuali dia seorang laki-laki. Sebagaimana firman Alloh SWT : Tidaklah  kami utusseorang sebelum kamu kecuali seorang laki-laki. Kami mewahyukan  (syari’at) pada mereka (Q.S. Al Anbiya’ ayat 7 )
Dan kata Nabi tersebut ada dua tinjauan :
Ditasydid  huruf ya’ nya (( نبي diambil dari kata Nubuwwah yang berarti tempat  yang tinggi, disebut nabi karena beliau adalah orang yang diangkat  derajatnya atau orang yang diangkat derajatnya atau orang yang  mengangkat derajat orang-orang yang mengikutinya.
Dengan huruf hamzah  (( نبيء diambil dari kata Naba’ yang berarti kabar karena beliau adalah  orang yang memberi kabar atau orang yang diberi kabar oleh Alloh  Ta’ala.
Arti خير من قد وحد adalah seutama-utamanya seluruh  orang-orang yang mengesakan Alloh. Sebagaimana ucapan Syaikh Bushiri  dalam burdahnya :
فاق النبين في خلق و في خلق * ولم يدانوه في علم ولا كرم
وكلهم من رسل الله ملتمس * غرفا من البحراًو رشفا من الد يا م
“  Beliau melebihi para nabi dalam segi penciptaan bentuk jasmani dan  akhlaqnya. Mereka selisih jauh dengan beliau dalam keilmuan dan  kedermawanannya” : seluruh mereka menimba ilmu dari Rosululloh, bagai  cebok dari air lautan atau seteguk dari air hujan yang deras”.
Dan huruf alif dalam ucapan “وحدا “ menunjukkan mutlaq (dalam istilah gramatika bahasa arab).
Kata  واًله : yang dimaksud dengan mereka (keluarga Nabi) yaitu dalam  kedudukan do’a. Sebagaimana pengertian keluarga nabi disini adalah  setiap mukmin yang bertaqwa. Berdasar hadits Nabi dari riwayat Anas bin  Malik R.A. berkata : Rosululloh SAW ditanya, “Siapa keluarga Muhammad  itu?” kemudian beliau menjawab : “keluarga Muhammad adalah setiap orang  yang bertaqwa”. (1) Adapun dalam kedudukan zakat, Imam Malik  Rahimahulloh berpendapat, mereka (keluarga Nabi) adalah bani Hasyim  saja. Sedangkan Imam Syafi’i Rahimahulloh berpendapat, mereka (keluarga  Nabi) adalah bani Hasyim dan Bani Mutholib.
Kata وصحبه : berarti kata  benda, bentuk jama’ dari kata صاحب berarti shohabiun yaitu orang yang  berkumpul dengan nabi SAW setelah datangnya risalah, beriman dan  meninggal dalam keadaan beriman.
Kata غير مبتدع : berarti orang yang  berbuat bid’ah yaitu orang yang keluar dari kebenaran sedangkan arti  kebenaran itu sendiri adalah setiap perkara yang sesuai dengan Al  Qur’an, As Sunah, Ijma’, dan Qiyas.
Kata والبدعة secara bahasa :  berarti sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya. Sedangkan menurut  syara’ yaitu sesuatu yang baru yang bertentangan dengan ketentuan  pembuat Syara’ (Alloh).
Penjelasan
Kemudian setelah saya  bersholawat dan salam pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW manusia  paling utama mengEsakan Alloh, dan juga pada keluarganya, sahabat dan  orang-orang yang mengikutinya dijalan agama yang benar dengan kebajikan  hingga hari kiamat, hal itu dilakukan karena mengamalkan hadist Nabi  SAW. Sabda Beliau “ setiap perkara yang mempunyai kepentingan yang tidak  diawali dengan hamdalah dan bersholawat kepadaku maka dia terputus,  terpotong dan terhapus dari setiap barokah” (1)
Faedah : Imam Syafi’i  berpendapat, “saya lebih menyukai seseorang yang mendahulukan didepan  khutbahnya dan setiap hal yang diinginkannya, dengan membaca Hamdalah  pada Alloh Ta’ala, dan bersholawat pada Rosululloh SAW.
HR.  Abdul Qodir Ar Rahawi dalam kitab Arbain, Syaikh Al Haitsami  berpendapat sanad hadist ini tidak kuat, tetapi karena dalam bingkai  keutamaan amal boleh saja diamalkan dengan kedhoifannya dengan  persyaratan-persyaratannya.
PASAL PERTAMA
Mengenai Sifat-sifat Alloh Ta’ala
(Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil pada diri Allah Ta’ala)
Pengarang nadhom berkata :
(وبعد فاعلم بوجودالمعرفة * من واجب الله عشر ين صفة)
فا لله مو جود قد يم باقي * مخا لف للخلق با لاٍ طلا ق)
وقا ئم غنى وواحد وحي * قادر مريدعالمبكل شيء
سميع البصير والمتكلم * له صفا ت سبعة تنتظم
“  Dan setelahnya ketahuilah dengan yakin bahwa Alloh itu mempunyai 20  sifat wajib”. Alloh itu ada, Qodim, Baqi dan berbeda dengan makhlukNya  secara mutlak”. “berdiri sendiri, Maha Kaya, Maha Esa, Maha Hidup, Maha  Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Mengetahui atas segala sesuatu”. “Maha  Mendengar, Maha Melihat, Maha Berbicara, Alloh mempunyai 7 sifat yang  tersusun”. “yaitu Berkuasa, Menghendaki, Mendengar, Melihat, Hidup,  Mempunyai Ilmu, Berbicara secara terus berlangsung”.][
Kosakata
Kata بعد : maksudnya setelah menyebut Basmalah, Hamdalah, Sholawat dan Salam
Kata  بوجودالمعرفة : berarti secara hakikat mengetahui dengan pasti yang  sesuai dengan kebenaran berdasarkan dalil bukan taqlid (mengikuti apa  adanya) karena taqlid itu dilarang dalam masalah aqidah jika muqalid  (orang yang mengikuti) itu mempunyai keahlian dalam hal menganalisa (  menyelidiki).
Kataلاٍ طلا ق maksudnya : tanpa ada ikatan pada suatu  hal, pengertiannya bahwa Alloh itu berbeda dengan makhlukNya dan segala  hal.
Penjelasan :
Wajib bagi orang mukallaf (orang yang terbebani  hukum Syariat) mengetahui sifat-sifat Alloh Ta’ala sifat (1) wajib yaitu  tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang tidak adanya  sifat wajib itu, dan (2) sifat mustahil bagi Alloh yaitu tidak tergambar  atau terfikirkan dalam akal seseorang adanya sifat mustahil itu (3) dan  sifat jaiz yaitu dibenarkan dalam akal seseorang adanya dan tidak  adanya sifat Alloh tersebut. Begitu pula wajib bagi seorang mukallaf  mengetahui hal yang serupa sifat yang ada pada para Rosul Alaihi Sholatu  Wassalam. Pengarang Nadhom memilih bait-bait ini dengan menyebutkan  sifat wajib bagi Alloh Ta’ala yaitu sebanyak 20 sifat dengan perincian  sebagai berikut :
1. Sifat Wujud pengertiannya tetapnya sesuatu dan  pasti adanya, sifat wujud ini wajib bagi Alloh Ta’ala Dzatnya bukan  Illat (Pengaruh Luar) maksudnya bahwa selain Alloh (Makhluk) tidak dapat  mempengaruhi adanya Alloh. Adapun sifat wujud tanpa Dzat itu terjadi  seperti keberadaan kita yaitu melalui perbuatan Alloh Ta’ala. Adapun  bukti adanya Alloh yaitu adanya makhluk ini, jika Alloh SWT tidak ada,  maka tidak akan ada satu makhlukpun. Alloh Ta’ala berfirman,  “Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, tidak ada Tuhan selain Aku, maka  sembahlah Aku”. (QS. Thaha : 14) dan firman Alloh Ta’ala, “Tidaklah  mereka memikirkan tentang kejadian diri mereka? Alloh tidak menjadikan  langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan  kebenaran dan waktu yang ditetapkan. Dan sesungguhnya kebanyakan  diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya”.  (QS. Ar Rum :8)
Seorang badui ditanya tentang bukti adanya Alloh. Dia  menjawab : kotoran unta itu menunjukkan adanya unta dan kotoran hewan  (teletong : jawa) menunjukkan adanya hewan keledai dan bekas kaki itu  menunjukkan adanya orang yang berjalan, maka langit itu mempunyai  bintang dan bumi mempunyai jalan yang terbentang dan laut mempunyai  ombak yang bergelombang, apakah semua itu tidak menunjukkan atas adanya  pencipta yang bijak, lagi Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui?.
Sifat  Qidam : adalah tidak ada permulaan pada wujudnya Alloh Ta’ala maksudnya  bahwa Alloh Ta’ala tidak mempunyai permulaannya karena Alloh Dzat yang  agung, pencipta alam semesta dan pencipta makhluk yang ada, maka sudah  pasti Alloh yang mendahuluinya. Alloh Ta’ala berfirman “Dialah Alloh  yang Awal, yang Akhir, yang Dhohir dan yang Bathindan dia maha  mengetahui ada segala sesuatu”. (QS. Ql Hadid : 3)
2. Sifat Baqa’  adalah tidak ada pengakhiran pada wujudnya Alloh bahwa Alloh Ta’ala  senantiasa ada tanpa ada ujung dan senantiasa kekal tanpa ada  akhirannya. Alloh Ta’ala berfirman “Semua yang ada dibumi ini akan  binasa dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai keagungan dan  kemuliaan”. (QS. Ar Rohman : 26 – 27). Alloh Ta’ala berfirman, “Setiap  sesuatu pasti binasa kecuali Alloh. BagiNya sesuatu itu ditentukan dan  padaNya pula kamu semua kembali”. (QS. Al Qoshos : 4)
3. Sifat  Mukholafatuhu lilhawadist adalah tidak ada makhluk yang menyamai Alloh  SWT. Alloh Ta’ala berfirman, “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan  Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. As Syuro ;  11). Alloh Ta’ala berfirman, “Tidak ada satupun yang menyamainya”.
(QS. Al Ikhlas : 6)
Sifat  Qiyamuhu Binafsihi adalah Alloh tidak butuh pada tempat yang menetap  padanya atau tempat yang ditempatinya atau pencipta yang mewujudkannya.  Tetapi Dia Maha Kaya [tidak butuh] dari segala sesuatu selainnya  (makhluk). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan tunduklah semua (maksudnya  merendah diri) pada Alloh yang kuasa hidup lagi senantiasa mengurus  (makhluknya)”. (QS. Thoha : 111). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Wahai  manusia, kamu sekalian membutuhkan Alloh, sedangkan Alloh Maha kaya  (Tidak membutuhkan) lagi maha terpuji”. (QS. Faathir : 15). Dan Alloh  Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Alloh sungguh Maha Kaya (Tidak  membutuhkan) dari alam semesta” (QS. Al Ankabut : 6)
Sifat Al  Wahdaniyah adalah tidak berbilang dalam Dzatnya, sifatnya, dan  perbuatannya. Dan pengertian Esa DzatAlloh itu tidak tersusun dari  bagian-bagian dan Dia tidak bersekutu dalam kerajaanNya. Pengertian Esa  sifatnya adalah bahwa tidak satupun (makhluk) bersifat seperti sifatnya  Alloh. Dan pengertian Esa dalam perbuatan adalah bahwa tidak satupun  (makhluk) berbuat seperti perbuatan Alloh Ta’ala. Maka Alloh adalah  pencipta segala sesuatu dan pembuat segala sesuatu. Maka Alloh Ta’ala  berdiri sendiri (independen) dalam penciptaanya dan pembuatannya  (sesuatu yang baru). Alloh Ta’ala berfirman, “Maha suci Alloh Dialah  yang Maha Esa lagi Maha Pemaksa” (QS. Az Zumar : 4) dan Alloh Ta’ala  berfirman, “Dan Tuhanmu sekalian adalah tuhan yang maha Esa tidak ada  Tuhan kecuali Dia yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (QS. Al  Baqoroh : 163). Dan Alloh ta’ala berfirman, “Katakanlah bahwa Alloh itu  Esa” (QS. Al Ikhlas :1). Dan Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak  membuat anak dan tidak ada (Tuhan yang lain) menyertaiNya, jika ada  Tuhan beserta Nya maka tuhan itu membawa makhluk yang diciptakannya, dan  sebagian dari Tuhan-Tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain, Maha  Suci Alloh dari apa yang mereka sifatkan itu” (QS. Al Mukminun : 91).  Dan Alloh ta’ala berfirman...
Sifat Qudrah adalah sifat Qodim yang  menetap pada Dzat Alloh Ta’ala dalam menciptakan (sesuatu) dan  meniadakan (sesuatu). Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Alloh itu  maha kuasa atas segala sesuatu” (QS. An Nur : 45) dan Alloh Ta’ala  berfirman, Tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Alloh baik  dilangit maupun dibumi. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha  Kuasa” (QS. Faathir : 44)
Sifat Irodah adalah sifat Qodim yang  menetap pada Dzat Alloh Ta’ala. Sifat Irodah ini khusus terjadi pada  hal-hal yang bisa terjadi pada setiap sesuatu yang boleh terjadi. Dengan  demikian Alloh SWT mengatur alam semesta ini menurut keinginan,  kehendak dan ketentuan-ketentuanNya. Maka Alloh Ta’ala menjadikan  sesuatu ini panjang, pendek,baik dan buruk, alim atau bodoh pada tempat  ini dan lainnya. Alloh Ta’ala berfirman, “ Sesungguhnya perkataan Kami  terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan  kepadanya : Jadilah maka jadilah ia” (QS. An Nahl ; 40). Alloh Ta’ala  berfirman, “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan  memilihnya, tidak ada bagi mereka suatu pilihan. Maha Suci Alloh dan  Maha Tinggidari apa yang mereka persekutukan” (QS. Al Qashas : 68).  Alloh Ta’ala berfirman, “Katakanlah Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan,  kamu berikan kerajaan pada orang yang Kamu kehendaki dan Engkau cabut  kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Mu lah segala  kebaikan. Sesungguhnya Kamu Maha Menguasai atassegala sesuatu. (QS. Ali  Imran : 26). Alloh Ta’ala berfirman, “Kepunyaan Alloh lah kerajaan  langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan  anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan  anak-anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki. Atau Dia  menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan  mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui  lagi Maha Kuasa”. (QS. Asy Syuura : 94 – 50)
Sifat Ilmu adalah sifat  Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala dalam mengetahui segala  sesuatu. Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Alloh Ta’ala itu maha  mengetahui atas segala sesuatu” (QS. Al Mujadalah : 7) dan Alloh  Ta’alaberfirman, “Dan sesungguhnya Ilmu Alloh itu meliputi segala  sesuatu” (QS. Ath-Thalaq : 12) dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan di sisi  Allah kunci-kunci yang Ghaib, tidak ada yang mengetahui kecuali Dia  sendiri, dan Dia mengetahui apa yang didaratan dan dilautan dan tiada  sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh  sebijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basahatau kering  melainkan tertulis dalam kitab yang nyata” (QS. Al An’am : 59). Alloh  Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan  mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan kami lebih dekat dari  pada urat lehernya” (QS. Qaaf : 16)
Sifat Hayat (Hidup) adalah sifat  Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala. Sifat berkuasa, berkehendak,  ilmu, mendengar, melihat dan berbicara. Maka jika Alloh itu tidak hidup,  maka sifat-sifat tersebut tidak akan tetap (ada). Alloh Ta’ala  berfirman, “Dan bertaqwalah pada Alloh yang Hidup dan tidak Mati” (QS.  Al-Furqon : 58) dan Alloh Ta’ala berfirman “Dialah yang hidup tidak ada  Tuhan selain Dia, maka sembahlah Dia dengan ikhlas karena beragama  padaNya” (QS. Al Mukmin : 65). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan  tunduklah semua (Maksudnya merendah diri) pada Alloh yang Maha Hidup  lagi senantiasa mengurus (MakhlukNya)”. (QS. Thaha : 111)
(11 dan 12)  Sifat Mendengar dan Melihat adalah keduanya sifat yang menetap pada  Dzat Alloh Ta’ala yang dapat menyingkap (membuka) sesuatu yang ada. Maka  Alloh Ta’ala Maha Mendengar segala sesuatu hingga mampu mendengar  jalannya semut dipadang pasir yang hitam dimalam yang gelap dan Maha  Melihat segala sesuatu yang tampak secara keseluruhan yang meliputi  segala yang tampak (dapat ditemukan). Alloh Ta’ala berfirman,  “Sesungguhnya Alloh telah mendengar ucapan seorang wanita yang  mengajukan gugatan kepadamu tentang suaminya, dan mengadukannya kepada  Alloh, dan Alloh mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya  Alloh Maha Mendengar lagi maha Melihat” (QS. Al Mujadilah : 1) dan Alloh  Ta’ala berfirman “ pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya  dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya  dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”,  mereka berdua berkata, “Ya tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa  ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas”, Alloh  berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta  kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (QS. Thaha : 43-46).
(13)  Sifat kalam adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala bukan  berupa huruf atau bukan berupa suara yang menunjukkan pada seluruh  maklumat ( ). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan Alloh telah berbicara pada  Musa dengan langsung”. (QS. An Nisa :164) dan Alloh Ta’ala berfirman,  “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah kami  tentukan dan tuhanNya telah berbicara langsung kepadanya”. (QS. Al  A’raaf : 143). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan tidak ada seorang  manusiapun bahwa Alloh berbicara dengan dia kecuali dengan perantra  wahyu”. (QS. Asy-Syura : 51).
Dan jika Alloh Ta’ala mempunyai sifat  berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara  maka secara otomatis Alloh Ta’ala mempunyai sifat-sifat berikut ini :
Dialah Yang Maha Perkasa
Dialah Yang Maha Berkehendak
Dialah Yang Maha Mengetahui
Dialah Yang Maha Hidup
Dialah Yang Maha Mendengar
Dialah Yang Maha Melihat
Dialah Yang Maha Berbicara
Sifat – sifat 20 ini terbagi menjadi 4 bagian :
Sifat  Nafsiah adalah bernisbat pada kata nafsi (jiwa) maksudnya Dzat dan  sifat nafsiah adalah tidak masuk akal bila Dzat tanpa sifat yaitu Esa  Wujudnya.
Sifat Salbiah adalah bernisbat pada kata salbu maksudnya  mentiadakan. dinamakan salbiah karena sifat-sifat itu tidak ada pada  diri Alloh karena sifat – sifat itu tidak sesuai dengan keagunganNya.  Sifat salbiyah tersebut ada 5 yaitu : Qidam, Baqa’, Mukholafatuhu  Lilhawaditsi, Qiyamuhu binafsihi dan Wahdaniyah.
Sifat Ma’ani.  Dinamakan Ma’ani karena sifat ini menetapkan pada Alloh Ta’ala makna  Wujudnya yang menetap pada Dzatnya yang sesuai dengan kesmpurnaannya.  Sifat Ma’ani ini ada 7 yaitu : sifat berkuasa, berkehendak, berilmu,  hidup, mendengar, melihat dan berbicara.
Sifat Ma’nawiyah adalah  bernisbat pada sifat ma’ani yang berjumlah 7 yang merupakan cabang dari  sifat ma’nawiyah. Disebut ma’nawiyah karena sifat itu menetap pada sifat  ma’ani, yaitu bahwa Alloh Ta’ala Maha berkuasa, berkehendak, berilmu,  hidup, mendengar, melihat, dan berbicara.
Adapun hikmah menyebut sifat-sifat Ma’nawiyah yang terkandung dalam sifat ma’ani tersebut adalah sebagai berikut :
1. Aqidah diterangkan dengan cara terperinci, karena pemikiran bodoh dalam masalah aqidah adalah masalah benar.
2.  Mengcounter (menjawab) orang-orang mu’tazilah yang mengingkari sifat –  sifat ma’nawiyah. Mereka berpendapat bahwa Alloh Ta’ala Maha berkuasa  dengan Dzatnya, berkehendak dengan Dzatnya tanpa ada kekuasaan, dan  kehendak dan sifat-sifat lainnya. Mereka bermaksud mengingkari  sifat-sifat itu untuk mensucikan Alloh Ta’ala. Mereka berpendapat : Kami  mensifati Alloh Ta’ala dengan sifat-sifat itu baik sifat itu hadits  (baru) atau sifat-sifat itu qodim. Jika sifat-sifat itu hadits maka  sifat-sifat itu menempati Alloh Ta’ala. Atau jika sifat – sifat itu  Qodim maka sifat-sifat qodim itu berbilang (banyak) maka hal itu  mentiadakan sifat wahdaniyah (Esa). Dan menjawab hal itu kami  berpendapat : Sesungguhnya sifat-sifat tersebut tidak berdiri sendiri  dari DzatNya, hanya saja sifat-sifat itu mengikuti DzatNya yaitu  sifat-sifat yang ada itu menempati DzatNya.
Sifat Jaiz bagi Alloh Ta’ala
Pengarang  Nadhom ra. Berkata : “Dengan karunia dan keadilanNya, Alloh memiliki  sifat boleh (wenang) yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau  meninggalkannya”
Penjelasan
Sifat Jaiz bagi Alloh Ta’ala  adalah boleh bagi Alloh mengerjakan atau meninggalkan sesuatu, maka  wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta’ala boleh  menciptakan dan memilih hambaNya menurut kehendaknya, dan tidak  sesuatupun (makhluknya) yang mewajibkan Alloh. Karena Alloh adalah  pengatur secara mutlak, tidak ada seorangpun memilih bersamaNya karena  seluruh urusan (hal) itu berada ditanganNya baik perkara baik atau  buruk. Maka Dialah (Alloh) yang memberi, mencegah, memuliakan,  menghinakan, memberi manfaat, memberi madhorot, mengampuni, menyiksa,  menetapkan (hukum) dan memberi sanksi dan begitu seterusnya. Alloh  Ta’ala berfirman : “Dan Tuhanmu menetapkan apa yang Dia kehendakidan  memilihnya, tidak ada pilihan bagi mereka” (QS. Al Qashas : 68).  “Katakanlah, Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan. Kamu berikan kerajaan  kepada orang yang kamu kehendaki dan kamu hinakan orang yang kamu  kehendaki. ditanganMulah segala kebaikan. Sesungguhnya Kamu Maha Kuasa  atas segala sesuatu. Kamu masukkan malam kedalam siang dan Kamu masukkan  siang kedalam malam. Kamu keluarkan yang hidup dari yang mati dan Kamu  keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Kamu beri rizqi siapa saja yang  Kamu kehendaki tanpa disangka-sangka” (QS. Ali Imron : 26 – 27)  “Kepunyaan Allohlah segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada  didalam hatimu atau kamu menyembunyikannya niscaya Alloh akan membuat  perhitungan dengan kamu atas perbuatanmu itu. Maka Alloh akan mengampuni  siapa yang dikehendakiNya dan Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu”  (QS. Al Baqarah : 284)
PASAL KEDUA
Para Nabi dan para Rosul Alaihi Sholatu Wassalam
“Sifat Wajib Rosul ‘Alaihi Sholatu Wassalam”
Pengarang  nadhom r.a. berkata “Alloh telah mengutus para nabi yang memiliki 4  ifat yang wajib yaitu cerdas, jujur, menyampaikan (risalah) dan  dipercaya”.
Kosakata
Arti Anbiya’ : dibuang huruf hamzah yang  dipanjangkan secara darurat merupakan kata jamak dari kata nabi.  Definisinya telah diterangkan sebelumnya.
Arti Fatonah : adalah  kecerdasan yang sempurna dan tajam akalnya dalam mengalahkan saat  berdebat, dalam mengemukakan hujjah dan menggagalkan tuntutan mereka  yang bathil.
Arti Shiddiq : adalah kabar yang disampaikan (mereka) sesuai dengan kenyataan.
Arti  Tabligh : adalah pengajaran mereka (para Rosul) kepada manusia akan  Syariat-syariat Alloh agar dapat memberikan petunjuk kepada mereka untuk  meraik kebahagiaan didunia dan akhirat.
Arti Amanat : adalah mereka terjaga secara Dhahir dan Bathin dari pengaruh jelek yang dilarang walaupun larangan itu makruh.
Penjelasan
Wajib  bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta'ala mempunyai para Nabi  yang diutus. Alloh Ta'ala berfirman, "Rosul telah beriman kepada Al  Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Demikian pula orang  -orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat -  malaikatNya, kitab-kitabNya dan Rosul-rosulNya. (Mereka mengatakan) Kami  tidak membeda-bedakan antara seseorang dari rosul-rosulNya dan mereka  mengatakan, "Kami mendengar dan kami taati, (mereka berdo'a) Ampunilah  kami Ya Tuhan kami dan kepadaMulah tempat kembali" (QS. Al Baqarah :  285).
Wajib bagi seorang mukallaf mengetahui sifat wajib, sifat  mustahil den sifat jaiz bagi Rosul. Adapun sifat wajib bagi Rosul ada 4  yaitu :
1. Sifat Fathonah : dan dalil tentang hal itu adalah jika  sifat fathonah itu tidak ada pada diri Rosul maka mereka (para Rosul  tidak mampu berhujjah dalam berargumentasi, dan hal itu tidak mengkin  terjadi, karena Al Qur'an menunjukkan mengenai kemampuan para Rosul  berargumentasi itu banyak sekali. Firman Alloh Ta'ala : "Dan itulah  hujjah Kami yang Kami berikan kepada Nabi Ibrahim untuk menghadapi  kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat.  Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui" (QS. Al An'am :  83).
"Mereka berkata, Hai Nuh sesungguhnya kamu telah  berargumentassi dengan kami, dan kamu lelah memperpanjang berargumentasi  terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan  kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar" (QS. Hud : 32).
" Dan berargumentasilah pada mereka dengan cara yang baik"
(QS. An Nahl : 125).
Dan juga kita diperintahkan mengikuti jejaknya dan orang yang mengikuti jejaknya tidak akan menjadi orang bodoh.
2. Sifat Shiddiq : dan dalil tentang sifat tersebut adalah firman Alloh Ta'ala : “ “. (QS.Al Ahzab : 22).
"Dan benarlah Rosul-rosulNya". (QS. Yaasin : 52).
"Dan  ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Nabi Ismail di dalam Al  Qur'an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia  adalah seorang Rosul dan Nabt" (QS.Maryam : 54).
Karena mereka (para  Rosul) jika sifat bohong itu boleh pada diri mereka maka kebohongan itu  ada pada kabar (risalah) Alloh Ta'ala dan hal itu tidak mungkin terjadi.
3.  Sifat Tabligh : dalil sifat tersebut adalah firman Alloh Ta'ala “Hai  Rosul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika  tidak kamu kerjakan maka kamu tidak menyampaikan amanatNya (risalahNya)"  (QS. Al Maidah : 67).
"Selaku para Rosul pembawa berita gembira dan  pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah  Alloh sesudah diutusnya para Rosul itu" (QS.An Nisa : 165).
Kabar gembira dan peringatan itu tidak sempurna kecuali bile disampaikan.
Karena  jika mereka tidak menyampaikan syariat kepada manusia maka mereka  berarti menyembunyikan syariat. Dan hal itu tidak mungkin terjadi karena  menyembunyikan syariat merupakan aib/cacat yang besar. Yaitu ketika  orang yang teledor dalam bersyariat memiliki alasan untuk membantah  Alloh SWT atas dasar tidak adanya tabligh.
4. Sifat Amanah dalil  tentang hal itu adalah firman Alloh Ta'ala : "Sesungguhnya Aku bagimu  adalah utusan Alloh yang dapat dipercaya” (QS.Ad Dukhan : 18).
"Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang pengkhianat” (QS. Al Anfal : 58).
Karena  jika mereka berkhianat dengan melakukan perbuatan yang haram atau  makruh maka kita tidak dapat merubah/mengganti perbuatan haram dan  makruh karma takut pada mereka (para Rosul). Alloh Ta'ala memerintahkan  kita untuk mengikuti mereka baik ucapan, perbuatan den keadaan  (sikapnya).
Mat Jaiz Para Nabi dan Rosul ‘Alaihi Sholatu Wassalam.
Pengarang nadhom berkata : ”Dan boleh didalam hak Rosul dari sifat beta tanpa mengurangi derajatnya,misalnya sakit yang ringan”.
Kosakata
- Arti Aradl : difathahkan huruf ro' nya adalah sesuatu yang bisa terjadi pada manusia seperti sakit dan yang lainnya.
Penjelasan
Dan  sifat Jaiz pada haknya para Nabi dan Rosul Alaihi Sholatu Wassalam  adalah adanya sifat-sifat (yang bisa terjadi) pada manusia yanag tidak  menyebabkan terjadinya pengurangan pada martabat (kedudukan) mereka yang  tinggi.
Maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa mereka Alaihi
Sholatu Wassalam bersifat seperti yang dimiliki oleh manusia yang lainnya
seperti makan, minum, jual beli, masuk pasar, kawin, mati, hidup, merasakan
'  kelezatan, merasakan sakit, sehat dan sakit. Namun, sifat-sifat yang  ada dalam diri mereka (para Nabi dan Rosul) tidak menyebabkan  orang-orang menjauhinya. Tidurnya beliau hanya matanya saja tetapi  hatinya tidak, dan beliau mengeluarkan mani hanya memenuhi tempatnya ( )  bukan ihtilam (mengeluarkan mani karena mimpi). Karena ihtilam adalah  permainan syetan, maka syetan tidak dapat menguasai mereka (para Nabi  dan Rosul) dan penguasaan syetan lainnya.
Adapun sifat Aradl yang  mengandung sifat kekurangan seperti kusta, lepra, tuli, buts, bisu,  lumpuh, pincang dan buta sebelah, maka itu sernua mustahil terjadi pads  mereka (para Nabi dan Rosul). Dan cerita yang mengatakan bahwa Nabi  Syuaib alaihissalam buts, maka cents tersebut tidak ads dasarnya dan  ceritan Nabi Ya'qub alaihissalam tertimpa kebutaan dan kebutaan tersebut  akhirnya hilang (dapat melihat), begitu pula cerita ulat yang- keluar  dari tubuh Nabi Ayub alaihissalam ketika beliau sakit adalah cerita  bohong yang tidak berdasar. Dalil yang menunjukkan sifat-sifat Aradl  basyariah (sifat-sifat yang terjadi pada setiap manusia) pada diri Nabi  dan Rosul adalah firman AIloh Ta'ala
"Dan mereka berkata, mengapa Rosul ini memakan makanan dan herjalan di pasar?" (QS.Al Furqan : 7)
"Dan  Kami tidak mengutus Rosul-rosul sebelummu, melainkan mereka sungguh  memakan makanan dan berjalan drpasar pasar" (QS.Al Furqan 20).
"Dan  sesungguhnya Kami telah mengutus beherapa Rosul sebelum kamu dan Kami  memberikan kepada mereka keturunan" (QS.Ar Ra'ad : 38).
"Dan ingatlah  kisah Nabi Ayub ketika ia menyeru Tuhannya "Wahai Tuhanku sesungguhnya  aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang  diantara para penyayang", maka Kamipun memperkenankan seruannya itu,  lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan  keluarganya padanya dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai  suatu rahmat dari sisi Kami dan menjadi peringatan bagi semua yang  menyembah Alloh" (QS.Al Anbiya 83-84).
”Muhammad itu tak lain  hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa orang  Rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang maka  ia tidak dapat mendatangkan madharat kepada Alloh sedikitpun" (QS. Ali  Imran : 144).
Penjagaan Para Nabi dan Rosul Alaihi Sholatu Wassalam
Pengarang  nadhom r.a. berkata: ”Mereka mendapat penjagaan Alloh (dari perbuatan  dosa) seperti para malaikat seluruhnya. (Penjagaan itu) wajib bahkan  para Nabi lebih utama dari para malaikat”.
Kosakata
Ishmatuhum  Kata Al Ishmah menurut bahasa adalah penjagaan secara mutlak sedangkan  menurut istilah adalah penjagaan Alloh pada mereka dari dosa dan  mustahil perbuatan dosa itu dilakukannya.
Penjelasan
Wajib  bagi seorang mukallaf meyakini bahwa para Nabi dan Rosul 'Alaihi Sholatu  Wassalam terjaga dari dosa-dosa (ma'shum) sebagaimana para malaikat  terjaga dari dosa, mereka terhindar dari perbuatan maksiat, dann mereka  meninggalkan maksiat itu wajib hukumnya den mereka tidak melakukan  perbuatan yang diharamkan dan mereka tidak mernpunyai sprat kecuali  dengan akhlak yang mulia. Karena mereka (para Nabi dan Rosul) adalah  suri tauladan yang baik dan contoh yang tinggi sebagai kiblat manusia  (tempat mengadu/menghadap) dan Alloh mendidik, membina dan mengajarkan  mereka sehingga mereka (para Nabi dan Rosul) menjadi orang yang terdidik  dan terpelajar. Dalil yang menunjukkan ishmah mereka adalah firman  Alloh Ta'ala
"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami” (QS.Ath thur :48)
"T'idak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang" (QS.Ali Imran : 161)
"Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariKu supaya kamu diasuh dibawah pengawasanKu” (QS.Thaha : 39).
Dan  mereka (para Nabi dan Rosul) lebih utama dari para malaikat sebagaimana  pendapat jumhur Al Asyairah. Dan dalil hal itu adalah finnan Alloh  Ta'ala : "Dan ketika Kami katakan pada para malaikat sujudlah kalian  kepada Adam, makes sujudlah mereka” (QS.AI Baqarah : 34). Perintah pada  para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam adalah sebagai  penghormatan. Jika saja Nabi Adam tidak lebih utama maka mereka tidak  perintahkan sujud kepadanya. Termasuk hal yang wajib diyakini bahwa  sebagian para Nabi dan Rosul itu lebih utama dari sebagian yang lain,  berdasarkan firman Alloh Ta'a1a, "Rosul-rosul itu Kami lebihkan sebagian  mereka atas sebagian yang lain" (QS. Al Bagarah : 253), dan firman  Alloh Ta'ala, "Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian Nabi-nabi  itu" (QS. AL Isra' 55). Dan nash ini tidak bertentangan dengan firrnan  Alloh Ta'ala, "Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari para  Rosul-rosulNya" (QS. Al Baqarah : 285). Karena makna ayat ini tidak  membeda- bedakan dalam risalah mereka dan mengimani mereka. Maka  orang-orang yang beriman bukan seperti orang-orang yahudi dan nasrani  yang hanya beriman pada sebagian para Nabi dan Rosul dan mengkafiri  sebagian yang lainnya.
Maka Ulul Azmi (Nabi yang mempunyai kesabaran,  ketetapan dan mampu menahan kesulitan), Alloh Ta'ala berfirman,  "Bersabarlah sebagaimana para ulul azmi bersabar" (QS.Al Qof : 35).  Termasuk ulul azmi adalah: junjungan kita Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim,  Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Nuh Alaihi Sholatu Wassalam merupakan paling  utama diantara para Rosul yang lainnya. Dan paling utama diantara ulul  azmi secara mutlak adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan termasuk  yang wajib diyakini bahwa sebagian dari para malaikat lebih utama dari  sebagian yang lainnya seperti para Rosul berdasarkan firman Alloh  Ta'ala, "Alloh memilih diantara para malaikat seorang utusan ( ) dan  paling utama diantara mereka adalah malaikat Jibril alaihissalam.
"Sifat mustahil Alloh Ta'ala & RosulNya `Alaihi Sholatu Wassalam"
Pengarang  nadhom berkata,”Dan sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib  maka hafalkanlah 50 sifat itu sebagai ketentuan yang wajib”.
Penjelasan
Sifat  mustahil bagi Alloh Ta'ala, den rosulNya adalah lawan dari sifat wajib  bagi Alloh Ta'ala den rosulNya, maka jumlah sifat mustahil itu sama  seperti sifat wajib dan setiap mukallaf wajib mengetahuinya. Sifat  mustahil bagi Alloh Ta'ala itu berjumlah 20 sifat yang terperinci  sebagai berikut ini:
1. Sifat Adam (tidak ada) lawan dari sifat wujud
2. Sifat Hudust (baru) lawan dari sifat Qwidam
3. Sifat Fana' (rusak) lawan dari sifat Baqa’
4.  Sifat Mumatsilah lilhawaditsi (sama dengan makhluknya) lawan dari sifat  mukholafatuhu lilhawaditsi (berbeda dengan makhiuknya)
5. Sifat A'damu Qiyamuhu binafsihi (tidak berdiri sendiri) lawan dari sifat Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri)
6. Sifat Ta'dud (berbilang) lawan dari sifat Wahdaniyah (Esa)
7. Sifat A'juzn (lemah) lawan dari sifat Qudrat (berkuasa)
8. Sifat Al Karahah (terpaksa) lawan dari sifat Iradah (berkehendak)
9. Sifat Jahlun (bodoh) lawan dari sifat Ilmun (berilmu)
10. Sifat Mautun (coati) lawan dari sifat Hayat (hidup)
11. Sifat Shomamun (tuli) lawan dari sifat Same' (mendengar)
12. Sifat Umyun (buta) lawan dari sifat Basher (melihat)
13. Sifat Bukmun (bisu) lawan dari sifat kalam (berbicara)
14. Sifat Kaunuhu A'jizan (Dzat yang lernah) lawan dari sifat Kaunuhu Qoadiron (Dzat yang berkuasa)
15. Sifat Kaunuhu Kaarihan (Dzat yang terpaksa) lawan dari Kaunuhu Muriidan (Dzat yang berkehendak)
16. Sifat Kaunuhu Jaahilan (Dzat yang bodoh) larvan dari sifat Kaunuhu `Aliman (Dzat yang berilmu)
17. Sifat Kaunuhu Mayyitan (Dzat yang coati) lawan dari Kaunuhu Hayyan (Dzat yang hidup)
18. Sifat Kaunuhu Ashomma (Dzat yang tuli) lawan dari Kaunuhu Sami'an (Dzat yang mendengar)
19. Sifat Kaunuhu A'maa (Dzat yang buts), lawan dari sifat Kaunuhu Bashiran (Dzat yang melihat)
20. Sifat Kaunuhu Abkamu (Dzat yang bisu) lawan dari sifat Kaunuhu Mutakalliman (Dzat yang berbicara)
Dan sifat mustahil bagi para Nabi dan Rosul alaihimus Sholatu Wassalam ada 4 sifat yaitu
- Sifat Baladah (bodoh) lawan dari sifat Fathonah (cerdas)
- Sifat Kidzib (bohong) lawan dari sifat sidiq (jujur)
- Sifat Kitman (menyimpan) lawan dari sifat 'I'abligh (menyampaikan risalah)
- Sifat Khianat (berkhianat) lawan dari sifat Amanat (dapat dipercaya)
Aqidah-aqidah itu Wajib bagi kita menghafalkannya yaitu 50 sifat, perinciannya sebagai berikut ini:
- Sifat Wajib bagi Alloh ada 20
- Sifat Mustahil bagi Alloh ada 20
- Sifat Wajib bagi Rosul ada 4
- Sifat Mustahil bagi Rosul ada 4
- Sifat Jaiz bagi Alloh ada 1
- Sifat Jaiz bagi Rosul ada 1
Jumlah Para Rosul `Alaihimus Sholatu Wassalam dalam Al Qur'an
Pengarang  nadhom r.a. berkata: "Adapun rincian nama para Rosul ada 25 itu wajib  diketahui bagi setup mukallaf, maka yakinilah dan ambilah keuntungannya.  Mereka adalah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud serfs Sholeh, Ibrahim ( yang  masing-masing diikuti berikutnya)". "Luth, Ismail dan Ishaq demikian  pula Ya'qub, Yusuf dan Ayyub dan selanjutnya". "Syuaib, Harun, Musa dan  Alyasa', Dzulkifli, Dawud, Sulaiman yang diikuti". Ilyas, Yunus,  Zakaria, Yahya, Isa den Thaha (Muhammad) sebagai penutup, maka  tinggalkanlah jalan yang menyimpang dari kebenaran". "Semoga sholawat  dan salam terkumpulkan pada mereka den keluarga mereka sepanjang masa".
Kosakata
- Kata Haqqaqa berarti yakinilah.
- Kata Ightanama berarti usahalah dan carilah jumlah mereka (para nabi dan rosul)
-  Kata kulla muttaba berarti Nabi/Rosul yang disebutkan itu, Alloh  mewajibkan kepada umatnya untuk mengikuti jejak mereka (para nabi).
- Kata ihtadzaa berarti Nabi Ayyub mengikuti jejak pare nabi yang terdalahulu yang sudah disebutkan.
- Kata Da'ghayya berarti tinggalkan jalan yang menyimpang dari kebenaran.
Penjelasan
Wajib  bagi tiap mukallaf mengetahui nama-nama rosul yang telah disebutkan di  dalam Al Qur'an secara terperinci, dan jumlah mereka ada 25 yaitu:
1. Nabi Adam adalah bapak leluhur manusia.
2. Nabi Idris adalah kakek dari ayah Nabi Nuh sebagaimana diriwayatkan dalam hadist Bukhari.
3.  Nabi Nuh adalah Nabi yang diselamatkan oleh Alloh Ta'ala den j uga  kaumnya dari tenggelam dengan disertai badai topan. Hanya saja anaknya  tenggelam bersama orang-orang yang tenggelam (akibat adzab Alloh) dan  beliau terus berdakwah selama 950 tahun lamanya. Sebagaimana firman  Alloh Ta'ala," Maka ia tinggal diantara mereka selama 1000 tahun kurang  50 tahun" (QS.Al Ankabut : 14). Beliau dinamakan bapak manusia kedua  setelah nabi Adam karena keturunan beliau tersebar di seluruh penjuru  dunia sejak masanya hingga masa kini.
4. Nabi Hud adalah Nabi dari  keturunan Sam bin Nabi Nuh yang telah diutus Alloh ke kaum `Ad. Mereka  (kaum `Ad) adalah kaum yang punya keahlian dalam bidang arsitek  pembangunan (rumah) den mereka, tinggal di gunung-gunung di daerah Al  Qof yang terletak di sebelah timur kota Hadramaut di negara Yaman.  Tatkala mereka berbuat dusta kepada Nabi Hud, maka Alloh membinasakan  mereka dengan angin shorshor. Alloh Ta'ala berfirman, "Adapun kaum Ad  maker rnereka telah dibinasakan dengan angin sharshar (angin kencang  lagi dingin dan keras suaranya) lagi amat kencang secara beruntun. Allah  menimpakan angin itu kepada rnereka selama 7 malam den 8 hari secara  beruntun, maka kamu lihat kaum `Ad pada waktu itu mati bergelimpangan  seakan-akan rnereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah lapuk (tidak  berisi)" ( QS. Al Haqqoh ; 2-6 ).
5. Nabi Sholih adalah Nabi dari  keturunan Sam bin Nabi Nuh, Shohibun Naqoh (gelar Nabi Sholih karena  beliau mempunyai mujizat berupa unta). Alloh mengutus Nabi Sholih ke  kaum Tsamud den mereka (kaum Tsamud) adalah kaum yang punya keahlian  memahat gunung-gunung menjadi rumah. Tempat tinggal mereka buat dari  batu-batu yang dikenal di kota-kota Nabi Sholih yaitu antara Hijaz dan  Syam di sebelah tenggara bumi (daerah) madyan yaitu daerah bersebelahan  dengan teluk Agobah. Tatkala mereka mendustakan Nabi Sholih maka Alloh  membinasakan mereka dengan suara teriakan malaikat Jibril. Alloh Ta'ala  berfirman, "Adapun kaum tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan  suara keras sekali yang melewatu batas (suara mengguntur)" (QS. Al  Haqqah : 5).
6. Nabi Ibrahim adalah Kholilulloh (kekasih Alloh) dan  Bapak para Nabi. Nasab beliau sambung dengan Sam bin Nabi Nuh, dan  beliau adalah nabi yang diselamatkan oleh Alloh dari siksaan api raja  Namrudz. Alloh Ta'ala berfirman,"Hai api jadilah dingin dan  selamatkanlah alas Ibrahim, dan mereka hendak berbuat makar kepada  Ibrahim, maka kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi  "(QS. Al Anbiya' : 69-70).
7. Nabi Luth adalah anak dari saudara Nabi  Ibrahim (keponakan Nabi Ibrahim) Kholilulloh yang diperintahkan oleh  Alloh ke bumi "Yaduum" dimana telah hilang dari raut wajah kaumnya rasa  malu (tidak punya malu), karena mereka mendatangi kaum lelaki yang  sejenis (homoseks) bukan wanita yang lain jenis. Dan Alloh membinasakan  mereka dengan cara negeri mereka yang diatas dijadikan di bawah  (dibalik) dan dihujani dengan batu dari tanah dan Alloh menyelamatkan  nabi Luth beserta pengikutnya kecuali istrinya yang dibinasakan beserta  orang - orang yang telah dibinasakan (diadzab). Alloh Ta'ala berfirman,  "Maka tatkala datang adzab kami, kami jadikan negeri kaum Luth itu yang  diatas jadi dibawaha (dibalik) dan kami hujani mereka dengan batu dari  tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi yang diberi tanda oleh Tuhanmu  dan siksaan itu tiada jauh dari orang-orang yang dzalim"(QS. Hud :  82-83).
8. Nabi Ismail bin Ibrahim adalah Nabi yang ibunya bernama  Hajar, Alloh mengutusnya ke Qobilah Yaman dan Qobilah Amaliq (kata jamak  dari kata Amlaqun yaitu qobilah yang orang-orangnya tinggi  .tegak/gagah). Orang-orang Amaliq bertempat tinggal di jazirah Arab dari  arah Syam. Kemudian mereka tersebar di berbagai arah setelah Nabi  Ismail `alaihi sholatu wassalam mengeluarkan mereka (mengusir mereka).
9. Nabi Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Alloh mengutusnya sebagai Nabi ke kaum an'am.
lO.  Nabi Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Rosululloh SAW bersabda,  "Nabi mulia anak keturunan Nabi mulia anak keturunan Nabi mulia anak  keturunan Nabi mulia yaitu Nabi Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim  alaihimussalam" (HR Bukhori dari Ibnu Umar-pada bab awal penciptaan).
11.  Nabi Ayyub adalah Nabi yang disebut oleh para pakar sejarah sebagai  anak Aish bin Ishaq bin Ibrahim yaitu Nabi yang dijadikan contoh suri  tauladan dalam kesabarannya.
13. Nabi Syuaib dikatakan sebagai anak  keturunan Madyan bin Ibrahim, dan dikatakan pula bahwa beliau bukan dari  keturunan Nabi Ibrahim. Sesungguhnya beliau adalah anak keturunan dari  orang-orang yang beriman pada Nabi Ibrahim `alaihissalam dan ikut hijrah  dengan Nabi Ibrahim ke negeri Syam. Tetap beliau (Nabi Syuaib) anak  dari anak perempuan Nabi Luth (cucu perempuan Nabi Luth dari puteranya).  Alloh Ta'a1a mengutusnya ke penduduk madyan dan mereka adalah penduduk  yang mengkufuri Alloh dan jelek dalam bermuamalah dengan orang lain  yaitu mereka mengurangi timbangan dan ukuran sesuatu dan mereka merusak  (dalam mentasarufkan) harta mereka. Tatkala mereka mendustakan Nabi  Syuaib, maka Alloh membinasakan mereka. Sehingga daerah mereka ditimpa  kelaparan karena ulah mereka, seakan-akan mereka tidak dapat mendiaminya  dan mereka tidak dapat hidup didalamnya. Alloh Ta'ala berfrman,  "Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang  bergelimpangan di dalam rumah- rumah mereka, yaitu orang-orang yang  mendustakan Nabi Syuaib, mereka itulah orang-orang yang merugi"(QS.A1  A'raf 91-92). Kemudian Alloh mengutusnya ke penduduk Aikah dekat dari  daerah Madyan. Tatkala mereka mendustakan Nabi Syuaib, maka Alloh  menimpakan adzab pada mereka pada hari dinaungi awan yaitu Alloh  menimpakan pada mereka rasa panas selama 7 hari, sehingga air-air mereka  kekeringan, kemudian awan itu minggiring mereka. Kemudian mereka  berlindung dibawah awan karena rasa panas sekali. Setelah itu awan itu  menurunkan hujan api sehingga api itu membakar mereka dan  membinasakannya. Dan hari itu disebut dengan Yaumud dzullah. Alloh  Ta'ala berfirman, "Kemudian mereka mendustakan Syuaib, lalu mereka  ditimpa adzab pada hari mereka dinaungi awan, sesungguhnya adzab itu  adalah adzab hari yang besar"(QS. Asy syu'araa : 189).
14. Nabi Harun bin Imran bin Qoohit bin Laway bin Ya'qub.
15. Nabi Musa Kalimullah adalah saudara kandung Nabi Harun, Alloh mengutusnya supaya memberi petunjuk pada Fir'aun dan kaumnya.
15. Nabi Ilyasa' bin Akhtub bin 'Ajuuz terrnasuk para Nabi dari kalangan Bani Israil.
16.  Nabi Dzulkifli bin Ayyub, namanya yang asli adalah Basyar. Alloh  mengutusnya menjadi seorang Nabi setelah bapaknya dan memberi nama  Dzulkifli.
17. Nabi Daud, nasabnya bersambung dengan Yahudza dan  Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, Alloh menjadikannya raja di kalangan Bani  Israil.
18. Nabi Sulaiman bin Daud, Alloh menjadikannya raja dikalangan Bani Israil setelah bapaknya Nabi Daud.
19.  Nabi Ilyas, nasabnya bersambung dengan Nabi harun bin. Imron saudara  Nabi Musa. Alloh mengutusnya ke kaumnya yaitu Bani Israil.
20. Nabi  Yunus bin Matta, Alloh mengutusnya ke kaumnya di Nainawa nama daerah di  daerah maushil dan Beliau diselamatkan Alloh dari kesedihan yang  menimpanya. Beliau disebut Dzun nun maksudnya prang yang ditelan ikan  nun (ikan paus).
21. Nabi Zakaria adalah Nabi dari keturunan Nabi  Sulaiman, dan beliau besar dikalangan Bani Israil, dan Beliau orang yang  mendekatkan diri (pada Alloh) dengan cara berqurban di Baitul Maqdis  dan membacakan kitab Taurat pada Bani Israil dan Beliau meninggal dunia  secara syahid.
22. Nabi Yahya bin Zakaria dan disebutkan bahwa Beliau  lahir sebelum Al Masih (Nabi Isa As) dan Beliau meninggal dunia secara  syahid.
23. Nabi Isa bin Maryam dan Beliau adalah hamba Alloh dan  RosulNya dan kalimatulloh (ucapan Alloh) yang dilontarkan pada ibunda  Maryam dan sebagai ruhNya (Alloh), Beliau adalah Nabi dan Rosul Alloh  yang terakhir dari Bani Israil. Dan Beliau mendapat gelar Al Masih. Nama  Al Masih berasal dari bahasa Ibrani yang murni dan berjulukan Ibnu  Maryam. Dan termasuk hikmah Ilahiyah yang jelas bahwasannya Alloh  menciptakan Nabi Adam tanpa ayah dan ibu, dan Nabi Isa diciptakan tanpa  ayah dan manusia lainnya secara normal dari ayah dan ibu.
25. Nabi  kita Muhammad SAW adalah penutup para Nabi dan para Rosul dan termasuk  pemimpin para umat terdahulu dan akan datang. Alloh mengutusnya kepada  manusia secara keseluruhan dan memberi rahmat pada alam semesta. Alloh  Ta'ala berfirman, "Dan tidak akan Kami utus kamu kecuali sebagai rahmat  untuk sekalian alam ". Dan Rosululloh SAW bersabda, "Perumpamaan saya  dan para Nabi sebelum saya yaitu seperti seseorang yang membangun suatu  bangunan kemudian saya menjadikannya bagus dan indah kecuali ada satu  batu bata yang berada di pojok (belum terpasang), kemudian orang-oarng  mengelilinginya (sambil memperhatikannya) dan mengaguminya dan mereka  berkata, "T'idakkah anda meletakkan batu bata ini? Kemudian saya  (Rosululloh) yang meletakkan satu batu bata itu dan sayalah penutup para  Nabi. ( IIR.Muttafaq alaih dan lafadz dari Imam Muslim )
Dan mereka  para Rosul Sholawatullohi Alaihim wa a'la alihim, mereka telah  disebutkan di dalam Al Qur'an karim sebanyak 18 Rosul yang disebutkan  dalam surat Al An'am da 7 Rosul lainnya dalam berbagai ayat.
Alloh Ta'ala berfirman
"Dan  itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk mengahdapi  kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajata.  Seseungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui"(QS. Al an'am :  83).
"Dan Kami telah anugerahkan Ishaq dan Ya'qub kepadanya. Kepada  keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk dan kepada Nuh sebelum  itu (juga) telah Kami beri petunjuk dan dari keturunannya (Nuh) yaitu  Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi  balasan kepada orang-orang yang berbuat baik"(QS.Al An'am : 84).
"Dan  Nabi Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang  sholih, dan Nabi Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth dan masing -masingnya  Kami lebihkan derajatnya"(QS. Al An'am 83-84).
"Sesungguhnya Alloh telah memilih Adam, Nuh, keluarga Nabi Ibrahim dan keluargalmran melebihi segala umat"(QS. Ali Irnran : 33).
" Dan kepada kaum Aad (Kami utus) saudara mereka Huud”(QS. Huud 50).
"Dan  ingatlah kisah Nabi Ismail, Idris dan Dzulkifli, mereka semua lermasuk  orang-orang yang sabar. Dan Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat  Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang sholih" QS.AI  Anbiya' : 85-86 ).
"Mohammad itu sekali-sekali bukanlah bapak dari  seseorang laki-laki diantara kamu tetapi dia adalah Rosululloh dan  penutup Nabi-naxbi"(QS. Al Ahzab . 40).
Dan ada diantara para Nabi  dan Rosul yang tidak disebutkan dalam Al Qur'an. Alloh Ta'ala  berfirman,"Dan (Kami telah mengutus) Rosul-rosul yang sungguh telah Kami  kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu dan para Rosul yang tidak Kami  kisahkan tentang mereka kepadamu"(QS. An Nisa' : 164). Telah terjadi  perselisihan mengenai jumlah para nabi dan rosul. Dan yang dikenal  mengenai hal itu adalah bahwa jumlah para Nabi yaitu 124.000 dan para  Rosul termasuk para Nabi yaitu 313 ( Sebagaiman yang di riwayatkan oleh  Ibnu Mardawiyah dari Abu Dzar r. a. Lihat Ibnu Katsir i/585 ). Syaikh Al  Bajuri berpendapat : Pendapat yang shahih mengenai para Nabi dan Rosul  adalah tidak membatasi jumlah dengan hitungan tertentu karena hal itu  bisa menetapkan kenabian pada seorang yang realitasnya bukan Nabi atau  sebaliknya menabikan kenabian pada seorang padahal realitasnya die  benar-benar Nabi.
PASAL KETIGA
Mengenai para malaikat’alaihimussalam. Siapakah mereka itu dan
tabiat mereka-(para malaikat yang berjumlah 10).
Syaikh  Nadhim r.a berkata : "Adapun para malaikat itu tetap tanpa bapak dan  ibu, tidak makan den tidak minuet serta tidak tidur."
Pejelasannya :
Wajib  bagi setiapmukallaf meyakini bahwa Alloh mempunyai para malaikat  alaihimussalam. Alloh Ta'ala berfirman,"Rosul telah bersabda kepada Al  Qur'an yang telah diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula  orang-orang yang beriman semuanya beriman kepada Alloh,  malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya den Rosul-rosulNya "(QS, Al Baqarah  285). Dan mereka para malaikat tidak memiliki sifat sebagaimana yang  dimiliki oleh manusia, dan oleh sebab itu mereka (para malaikat)  diciptakan tanpa ada perantaranya (melalui) seorang bapak dan ibu. Dan  mereka tidak makan, minum dan tidur. Dan mereka tidak bersifat  (berjenis) laki-laki, perempuan dan banci, maka barang siapa yang  meyakini jenis mereka laki- laki maka ia telah berbuat bid'ah yang  fasik. Dan ada dua pendapat (mengenai para malaikat) yang dianggap kafir  yaitu : (1) Barang siapa yang meyakini bahwa malaikat adalah banci maka  dianggap kafir, karena keterangan tersebut sudah termasuk dalam firman  Alloh Ta'ala,"Dan mereka menjadikan para malaikat yang mereka itu adalah  hamba-hamba Alloh Yang Maha Pemurah yang berjenis perempuan"(QS. Az  Zukhruf : 19). (2) an dianggap lebih kafir yaitu barang siapa yang  meyakini para malaikat adalah perempuan, karena hal itu menambah  kekurangan sifatnya, sedangkan mereka (para malaikat adalah jisim yang  bercahaya lembut dengan ruh-ruh yang mampu wajib membentuk dari bentuk  yang satu kebentuk yang bermacam-macam. Nabi Mohammad SAW bersabda,"Para  malaikat diciptakan dari cahaya, dan para jin diciptakan dari nyala api  dan diciptakan Nabi adam dari sesuatu yang disifatkan  kepadamu."(HRMuslirn). Alloh Ta'ala berfirman,"Lalu Kami mengutus  kepadanya, maka ia menjelma dihadapannya (dalam bentuk) manusia yang  sempurna." (QS.maryam : 17). Dan sabda Nabi Muhammd SAW,"Dan terkadang  malaikat itu menjelma menjadi seorang laki-laki padaku kemudian ia  berbicara padaku maka aku paham apa yang diucapkannya."(HR. Bukhari).Dan  para malaikat itu mempunyai sayap sebagian mereka mempunyai 2 sayap,  ada yang 3 sayap, 4 sayap dan ada yang lebih dari itu. Alloh Ta'ala  berfirman,"Segala puji bagi Alloh pencipta langit dan bumi yang  menjadikan malaikat sebagai utusan yang punya sayap, ada yang dua, tiga  dan empat. Alloh menambahkan paas ciptaanNya apa yang dikehendakiNya.  Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas Segala sesuatu."(QS. F'aathir Imam  Muslim meriwayatkan hadits dari sahabat ibnu Mas'ud r.a. bahwasannya  Rosululloh melihat malaikat Jibril a.s mempunyai 600 sayap. Dan mereka  (para malaikat) bertabiat taat secara sempurna, pada Alloh dan  melaksanakan perintah-perintahNya, dan mereka bersih dari syahwat  hewaniah dan terlepas dan kecenderungan seksual, dan terhindar dari  dosa- dosa dan kesalahan. Alloh Ta'ala berfirman,"Mereka (para  nurlaikat) takut pada Tuhan mereka dan atas mereka dan melaksanakan apa  yang diperintahkan pada mereka. "(Q.S An Nahl). Alloh Ta'ala berfirman,  "Mereka tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkanNya  kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."(QS. At  Tahrim : 6). Dan diantara mereka terdapat malaikat yang bertugas sebagai  juru tulis (Al Kalabah), penjaga (Al Hafadlotu), penjaga Arsy  (Hanurlatul Arsy), pembaca tasbih (AI Musabbihun), memintakan ampunan  orang-orang mukmin (Al Mustaghfiruurur lilmukminiina), senantiasa sujud  (As saajidun), mengatur shof (Ash shoofun), yang mengatur peredaran  siang dan malam hari (Al Mutaa'gibirrra bil laili wan nahar), pemberi  rahmat (malaikatur rahmah), malaikat yang berjalan mencari majelis  dzikir (malaikat sayyaratu) dan lain sebagainya. Alloh Ta'ala  berfirman,"Tiada seorangpun diantara kami (malaikat) melainkan mempunyai  kedudukan yang tertentu."(QS. Ash Shaffaat 164).
sumber: sufiroad.blogspot.com